Thursday 23 May 2013

Info Kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA tahun 2013





Nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) murni tingkat SMA tahun ini turun secara signifikan sebanyak 1,22 poin dibandingkan tahun sebelumnya, dari 7,57 menjadi 6,35. Persentase kelulusan juga turun dari 99,50 persen menjadi 99,48 persen. Di Jawa Barat, hanya ada satu siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN, atau yang paling sedikit di seluruh Indonesia, termasuk tiga siswa SMK yang tidak lulus.

Mengenai prestasi nilai siswa di ujian nasional 2013, tampaknya tahun ini Jabar tidak memperolehnya. Pelajar dengan nilai UN murni tertinggi diperoleh siswa asal Bali, yakni Ni Kadek Vani Apriyanti. Pelajar asal SMAN 4 Denpasar itu meraih rerata nilai UN murni 9,87. Sedangkan tahun sebelumnya pelajar Jawa Barat asal SMA Negeri 2 Kabupaten Kuningan Triawati Octavia meraih nilai ujian nasional tertinggi nasional yang diterima melalui jalur beasiswa utusan daerah (BUD) di Institut Pertanian Bogor.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengungkapkan, penurunan nilai rata-rata UN murni tidak ada ada kaitannya dengan tidak lancarnya pelaksanaan UN SMA di 11 Propinsi Penundaan pelaksanaaan UN di Wilayah Indonesia tengah, penggunaan kertas fotokopi, serta keluhan kualitas lembar jawaban dari berbagai daerah terbukti tidak mempengaruhi hasil akhir UN.

“Substansi UN berjalan seperti biasa. Akan jadi perkara kalau ada angka ketidaklulusan yang sangat tinggi. Nyatanya kan tidak. Ketakutan bahwa anak bakal stres dan naskah tak terbaca pemindaian, tidak terbaca,” ujar Nuh dalam konferensi pers hasil UN SMA sederajat, di Jakarta, Kamis (23/5/13).

Dijelaskan Nuh, di 11 provinsi yang mengalami penundaan UN, tidak terjadi perubahan persentase kelulusan secara mencolok dibandingkan tahun sebelumnya. Di Sulawesi Tengah, persentase kelulusan turun dari 99,19 persen menjadi 97,68 persen. Sementara di Nusa Tenggara Timur (NTT) justru terjadi kenaikan kelulusan dari 97,68 persen menjadi 98,25 persen.

Menurut Nuh, penurunan rata-rata UN justru lebih tepat dikaitkan dengan penambahan persentase tingkat kesulitan soal UN. Jika tahun-tahun sebelumnya, persentase soal mudah adalah 20 persen dan soal sulit 10 persen, tahun ini komposisinya dibalik menjadi soal mudah 10 persen dan sulit 10 persen.

“Untuk tahun depan, kami serahkan seluruhnya pada BSNP. Apakah diubah lagi komposisinya atau justru ambang batasnya yang dinaikkan. Ini akan jadi bahan kajian yang menarik,” tuturnya.

Dalam pemaparan Nuh, diketahui terdapat 24 SMA yang 100 persen siswanya tidak lulus UN dengan total jumlah murid 899 orang. Tidak diperinci ada di mana saja ke-24 sekolah tersebut. Sebaliknya, ada 25.476 SMA dengan kelulusan 100 persen.

Mendikbud mengakui, Jawa Barat merupakan provinsi dengan tingkat kelulusan 100 persen. Sementara Aceh, Papua, dan Sulawesi Tengah adalah provinsi dengan tingkat ketidaklulusan paling tinggi di tahun ini.

Taken from : www.pengumumanun.com

No comments: