Lesson Study, Apakah Metode Mengajar atau Model Pembelajaran?
Lesson study merupakan konsep baru dalam
dunia pendidikan di Indonesia. Lesson Study merupakan suatu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif, dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning
untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study bukan metode atau strategi
pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai
metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan
permasalahan yang dihadapi guru.
Dua manfaat Lesson Study adalah, pertama, merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa, serta kedua, mempercepat pematangan, pendewasaan bagi guru pemula. Menjadikan guru lebih profesional dan inovatif bagi guru-guru senior. Melalui tulisan singkat ini yang disusun dari berbagai sumber untuk beberapa tujuan, yaitu (1) untuk memperluas pemahaman kita tentang apa sesungguhnya lesson study, (2) mengetahui sejarah kelahirannya sampai dengan konsep tersebut masuk ke negara kita, (3) memahami tahapan-tahapan pelaksanaan lesson study, sampai dengan (4) mengetahui hubungannya dengan upaya peningkatan kompetensi guru di Indonesia.
Dua manfaat Lesson Study adalah, pertama, merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa, serta kedua, mempercepat pematangan, pendewasaan bagi guru pemula. Menjadikan guru lebih profesional dan inovatif bagi guru-guru senior. Melalui tulisan singkat ini yang disusun dari berbagai sumber untuk beberapa tujuan, yaitu (1) untuk memperluas pemahaman kita tentang apa sesungguhnya lesson study, (2) mengetahui sejarah kelahirannya sampai dengan konsep tersebut masuk ke negara kita, (3) memahami tahapan-tahapan pelaksanaan lesson study, sampai dengan (4) mengetahui hubungannya dengan upaya peningkatan kompetensi guru di Indonesia.
Lesson Study bukan metode mengajar
dan juga bukan model pembelajaran
Hal ini penting untuk menunjukkan hakikat lesson
study yang sebenarnya, agar jangan ada kesalahan dalam memahami apa
sesungguhnya lesson study tersebut. Lesson studi sama sekali bukan
termasuk salah satu dari genre metode mengajar yang selama ini telah
kita kenal, seperti ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, inkuiri, dan masih
banyak lag yang lain. Prof. Dr. M.J. Rice, profesor ilmu-ilmu sosial di Universitas
Georgia, Amerika Serikat, mengelompokkan metode mengajar dalam 4 (empat)
klasifikasi, yang keempat kelompok itu berada dalam satu kontinum yang terkait
satu dengan yang lainnya, yaitu: (1) ekspositori, (2) pengumpulan data, (3)
pengolahan data, dan (4) proyek. Keempat kelompok metode mengajar ini tidak
akan dibahas dalam artikel singkat ini. Penulis akan mencoba sekuat tenaga
untuk menulis tentang klasifikasi metode mengajar menurut Prof. Dr. M.J. Rice
tersebut.
Sekali lagi, lesson study tidak termasuk
dalam kelompok metode mengajar tersebut, karena lesson study bukanlah
metode mengajar atau pun model pembelajaran yang telah kita kenal selama ini.
Lalu, apakah lesson study itu? Dr.
Ibrohim, dosen Fakultas MIPA dari Universitas Negeri Malang, telah mencoba
merumuskan definisi operasional lesson study, sebagai berikut. ”Lesson
study adalah proses kegiatan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif
dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual
learning untuk membangun learning community”.
Sekali lagi, lesson study merupakan
proses pengkajian pembelajaran. Siapa yang melaksanakan pengkajian? Tentu saja
kelompok guru yang sadar terhadap pentingnya upaya peningkatan kompetensi
mereka dalam proses belajar mengajar. Para guru ini sadar bahwa proses
pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan harus dikaji dari waktu ke
waktu agar dapat lebih meningkat efektivitasnya bagi upaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Pertanyaan yang selalu diajukan dari waktu ke waktu antara
lain adalah “bagaimana caranya agar para siswa saya dapat mudah memahami
tentang apa yang saya ajarkan, dan dengan demikian hasil belajarnya menjadi
meningkat?” Kesadaran inilah yang menyebabkan para guru tersebut secara
bersama-sama mau melakukan proses pengkajiian proses pembelajarannya. Proses
pengkajian ini dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Para guru tidak
mau hebat sendiri, sementara guru yang lain hanya “doing as usual”
atau melakukan apa adanya. Mereka ingin maju bersama, untuk bersama-sama
mencerdaskan peserta didiknya. Harapan ideal yang ingin dicapai dalam kegiatan lesson
study ini adalah membangun masyarakat belajar, sesuai dengan prinsip
belajar sepanjang hayat (life long learning).
Sejarah Perkembang Lesson Study
Jika ditelusuri jejak sejarahnya, lesson
study telah berkembang sejak abad 18 di negara Jepang. Dalam Bahasa
Jepang, lesson study dikenal dengan ”jugyokenkyu”, yang
merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”jugyo” yang berarti lesson
atau pembelajaran, dan ”kenkyu” yang berarti study atau
kajian. Dengan demikian lesson study merupakan proses pengkajian
terhadap pembelajaran.
Konsep lesson study semakin berkembang
pada tahun 1995 berkat kegiatan The Third International Mathematics and
Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu negara dan
ternyata dua puluh satu negara di antaranya memperoleh skor rata-rata
matematika yang secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata matemtika di
Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi
banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding
tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat belum memiliki
sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan
Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Oleh karena itu, para
ahli pendidikan Amerika Serikat mengadopsi lesson study dari Jepang
dan kemudian mengembangkannya di negara-negara lain.
Di Indonesia, konsep lesson study
berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher
Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober
tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu (1) IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas
Pendidikan Indonesia, UPI), (2) IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas
Negeri Yogyakarta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas
Negeri Malang) yang telah bekerja sama dengan JICA (Japan International
Cooperation Agency). Perkebangan selanjutnya, lesson study tidak
hanya dilaksanakan pada mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata pelajaran
lainnya.
Lesson study bak sebagai gadis manis
yang banyak dipinang orang. Untuk ini, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) melihat bahwa KKG dan MGMP menjadi
wahana yang ampuh untuk meningkatkan kompetensi pendidik secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, lesson study akan sangat tepat apabila dapat
diterapkan menjadi salah satu kegiatan di KKG dan MGMP.
Sekali lagi, lesson study merupakan kegiatan
kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Jadi, lesson
study bukan metode mengajar, walaupun dalam kegiatan kajian pembelajaran
tersebut, para guru pasti akan membicarakan metode mengajar, media, dan alat
bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan
kajian pembelajaran tersebut dilakukan oleh sesama guru dalam kegiatan kelompok
kerja guru di suatu sekolah atau pun suatu tempat. Untuk apa kajian terhadap
pembelajaran itu perlu dilakukan? Tentu saja, kajian pembelajaran itu akan
sangat berguna untuk menemukan nilai-nilai positif atau praktif terbaik (best
practices) dari pembelajaran yang dapat diambil, yang kemudian dapat
dipertahankan dan ditularkan kepada guru-guru yang lain. Selain itu, yang tidak
kalah pentingnya tentu saja adalah untuk menemukan kelemahan-kelemahan atau
bahkan kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki atau untuk tidak dilakukan
lagi oleh guru itu atau guru-guru yang lain. Dengan kata lain, lesson study
merupakan upaya terencana dan berkelanjutan untuk melakukan kajian terhadap
proses belajar mengajar seorang guru, untuk kepentingan perbaikan atau
peningkatan efektivitas pembelajaran bagi guru itu, yang secara kolegial
bermanfaat untuk kepentingan perbaikan dan peningkatan efektivitas pembelajaran
bagi guru-guru yang lain di sekolah atau di lingkungannya.
Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson
Study
Secara singkat, lesson study dapat
dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, adakanlah semacam pertemuan
kompok guru yang menyadari pentingnya upaya untuk meningkatkan kompetensinya
dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran tertentu. Pertemuan kelompok guru
ini menyepakati beberapa hal, misalnya: (1) proses pembelajaran dalam pokok
bahasan apa, mata pelajaran apa, dan kelas berapa, yang akan dikaji
melalui lesson study; (2) siapa yang akan bertindak sebagai guru
penyaji yang akan melaksanakan proses pembelajaran, (3) siapa saja guru yang
bertindak menjadi pengamat dalam kegiatan lesson study tersebut. Untuk
ini, guru penyaji harus memiliki kesadaran ”mau membuka” proses pembelajaran
untuk diamati para guru yang lain, dengan tujuan utama mengetahui efektivitas
proses pembelajaran, bukan mencari-cari kesalahannya.
Kedua, jika rencana tersebut sudah
matang, dalam pertemuan tersebut dapat dilanjutkan dengan mencoba membuat lesson
plan atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama. Kalau tidak
dalam pertemuan tersebut, dapat dilakukan pertemuan berikutnya. Guru calon
penyaji mencoba membuat konsep RPP, dan kemudian disampaikan kepada kelompok
guru tersebut, untuk memperoleh tanggapan dan usulan perbaikan. Kedua tahapan
ini disebut sebagai tahapan PLAN.
Ketiga, jika rencana sudah matang, maka
tahapan berikutnya adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Guru penyaji melaksanakan
proses pembelajaran di kelas sebagaimana guru ini melaksanakan pembelajaran
sebagaimana yang biasa dilakukan. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran ini,
para pengamat mengamati proses pembelajaran, mulai dari membuka pelajaran,
sampai dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode dan media atau
alat bantu pembelajaran, dan akhirnya sampai dengan menutup pembelajaran. Para
pengamat melakukan pengamatan dan mencatatnya secara cermat. Dalam lesson
study, tahapan ini dikenal sebagai tahapan DO.
Ketiga, setelah selesai tahapan ketiga,
para guru mengadakan pertemuan berikutnya untuk mendiskusikan hasil pengamatan
dari guru-guru yang lain. Dalam diskusi ini, sudah barang tentu akan
disampaikan tentang apa kelebihan yang telah dilakukan oleh guru penyaji, di
samping kemungkinan kekurangan-kekurangan, bahkan kesalahan-kesalahan fatal
yang telah dilakukan guru penyaji. Dalam pertemuan ini, para guru dapat
mengambil kesimpulan tentang praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan oleh
guru penyaji, selain kemungkinan juga kekurangan-kekurangannya. Hasil
kesimpulan ini sebaiknya disusun secara tertulis, dan kemudian
disebarluaskan kepada guru-guru yang lain, terutama yang menjadi penyaji dan
pengamat dalam kegiatan lesson study tersebut. Sudah barang tentu,
kesimpulan ini akan menjadi produk bersama yang amat bermanfaat untuk
meningkatkan kompetensi para guru. Tahapan ketiga lesson study ini
dikenal dengan tahapan SEE.
Ketiga tahapan lesson study ini dapat
direplikasi ke dalam tahapan berikutnya, misalnya jika terhadap saran-saran
yang penting untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Oleh karena itu
dalam pertemuan tersebut dapat disepakati misalnya memperbaiki RPP, atau
dipilih atau disepakati guru penyaji yang lain untuk menyajikan pembelajaran,
atau juga disepakati akan dilaksanakan di kelas atau sekolah yang lain. Jikalau
keputusannya demikian, maka lessson study dapat dilaksanakan dalam tahapan
replikasi berikutnya dengan ketiga tahapan berikutnya, dengan tahapan yang
mendahului, yakni tahapan REVISI. Dengan demikian, jika tahapan lesson
study dilakukan dalam tiga tahapan, yakni (1) PLAN, (2) DO, dan (3) SEE,
maka lesson study juga dapat dilaksanakan dalam enam tahapan, yakni:
(1) PLAN, (2) DO, (3) SEE, (4) REVISED PLAN, (5) DO, (6) SEE.
Peningkatan Kompetensi Guru
Peningkatan kompetensi guru merupakan upaya
berkelanjutan, selaras dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagaimana profesi yang lain, katakanlah profesi kedokteran, para
dokter harus telah meningkatkan kompetensinya secara terus menerus mengikuti
kemajuan dan perkembangan dalam ilmu kedokteran. Demikian juga guru. Guru yang
tidak pernah mau berusaha meningkatkan kompetensinya akan menjadi guru yang
”beku”.
Peningkatan kompetensi guru merupakan amanat UU Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Upaya peningkatan guru bukan hanya
kegiatan sesaat, tetapi lebih merupakan kegiatan berkelanjutan, yang
dilaksanakan sesuai dengan konsep continuing professsional development
(CPD). Salah satu kegiatan yang sangat tepat untuk dapat dimasukkan dalam
kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
tidak lain dan tidak bukan adalah lesson study. Mengapa? Karena dengan
lesson study, para guru akan melakukan proses pembelajaran secara
kolegial dan bersama-sama untuk meningkatkan kompetensinya. Ada beberapa hal
penting lain yang dapat diperoleh melalui kegiatan lesson study.
Pertama, para guru akan lebih terbuka
dengan dunia luar. Ruang kelasnya tidak dikunci sendiri untuk tidak boleh
menerima guru lain untuk melihat apa saja yang dilakukan guru itu setiap hari
kerja dalam proses pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru itu, juga perlu
melihat apa yang dilakukan koleganya dalam proses pembelajaran.
Kedua, para guru akan saling belajar dan
saling bekerjasama dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya melalui
peningkatan pemahaman bukan hanya tentang materi, tetapi juga metode, media dan
alat bantu pembelajaran, tetapi juga teknik penilaian yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, fokus kegiatan lesson study
adalah kajian pembelajaran sehingga dapat menemukan praktik terbaik (best
practices), berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diamati dalam beberapa
tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Ketiga, dengan praktik terbaik tersbut,
para guru akan dilatih untuk dapat mencoba untuk menghasilkan inovasi baru
dalam pembelajaran, melalui usulan tentang saran perbaikan yang diberikan oleh
koleganya, juga melalui kreativitas-kreativitas yang kemudian muncul dalam
praktik pembelajaran.
Keempat, hasil akhir yang diharapkan dapat
diperoleh melalui lesson study ini adalah proses pembelajaran yang
lebih efektif dan efisien, yang dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa (student achievement).
Akhir Kata
Lesson study diharapkan dapat menjadi
wahana proses pembelajaran bagi guru untuk belajar dan berlatih dalam upaya
peningkatan kompetensi guru. Wahana ini diharapkan dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dalam kegiatan KKG dan MGMP sebagai upaya untuk menemukan
proses pembelajaran yang dinilai paling efektif dan efisien untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran, yang pada gilirannya dapat berdampak, baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
No comments:
Post a Comment